
Sorghum Manis Sebagai Bahan Baku Bio-Ethanol
A. Sorghum Manis
Sorghum [Sorghum bicolor (L.) Moench] termasuk dalam suku Andropogonae, keluarga rumput Poaceae. Tebu (Saccharum officinarum) adalah anggota dari suku tersebut dan memiliki kekerabatan yang relatif dekat dengan sorghum. Tanaman sorghum digolongkan sebagai tanaman tahunan, meskipun merupakan rumput abadi yang tumbuh di daerah tropis dan dapat dipanen berkali-kali (FAO, 1995). Sorghum dikenal dengan berbagai nama: Millet Besar dan Jagung Guinea di Afrika Barat, Jagung Kafir di Afrika Selatan, Dura di Sudan, Mtama di Afrika Timur, Jowar di India dan Kaoliang di Cina (Purseglove, 1972). Di Indonesia sorghum telah lama dikenal oleh petani, khususnya di Jawa, NTB dan NTT. Di Jawa sorghum dikenal dengan nama Cantel, sering ditanam oleh petani sebagai tanaman sela atau tumpang sari dengan tanaman lainnya.
Variasi terbesar dalam genus sorghum terdapat di wilayah timur laut Afrika, yaitu: Ethiopia, Sudan dan Afrika Timur (Doggett, 1988). Diperkirakan tanaman sorghum menyebar ke Afrika Timur dari Ethiopia pada sekitar tahun 200 masehi atau sebelumnya. Tanaman tersebut diadopsi serta dibawa ke negara-negara Afrika Timur dan Selatan oleh suku Bantu, yang menggunakan biji-bijian, terutama untuk membuat bir. Tanaman sorghum dibawa ke India dari Afrika Timur selama milenium pertama masehi. Penyebaran sorghum di sepanjang pantai Asia Tenggara dan seluruh Cina terjadi melalui jalur perdagangan sutra dan melalui jalur laut, diangkut dalam kapal-kapal untuk digunakan sebagai stok makanan selama pelayaran (Smith dan Frederiksen, 2000). Read more “Sorghum Manis Sebagai Bahan Baku Bio-Ethanol”